Alexa Rank

HORMON TUMBUHAN



Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroidasam jasmonatasam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

AUKSIN (all of these)
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar.
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA).
Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi.
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.
Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.


Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986). Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril, TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2,4 - D (asam-Nattalenasetat), Bonvel Da 2,4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3,6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2,5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.





Beberapa kejadian pada tanaman yang melibatkan auksin :
Tropisme 
Tropisme adalah pergerakan dalam pertumbuhan sel (umumnya pada sel tumbuhan) yang menyebabkan pergerakan organ tumbuhan utuh menuju atau menjauhi sumber rangsangan (stimulus). Apabila pergerakan pertumbuhan menuju ke arah sumber rangsangan maka disebut tropisme positif, sedangkan pergerakan pertumbuhan yang menjauhi sumber rangsangan disebut tropisme negatif. Secara etimologis, tropisme berasal dari bahasa Yunani "tropos" yang memiliki makan "berputar". Saat ini telah ditemukan beberapa macam tropisme berdasarkan sumber stimulus atau rangsangannya.
Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnyacahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh.
Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesis lainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu respons pertumbuhan. Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. Namun, para ahli menyakini bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai macam hormon dan jalur signaling.
Gravitropisme
Gravitropisme adalah pertumbuhan sel-sel tanaman karena dipengaruhi oleh gravitasi. Bila suatu benih diletakkan dalam keadaan sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah. Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan tunas adalah gravitropisme negatif. Gravitropisme ini akan berfungsi setelah terjadi perkecambahan biji.
Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar.
Dominasi apikal
Di dalam pertumbuhan tanaman yaitu adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan (Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar hal pertumbuhan (Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk (Dahlai, 2001). Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tanaman yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral.
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun di tunas lateral, hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk (Dahlia, 2001). Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanmana yang akan didistribusikan secara polar yang mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Perkecambahan biji
Auksin akan mematahkan dormasi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji atau benih dengan auksin ini akan membentu menaikkan kualitas hasil panen.mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji atau benih dengan auksin ini akan membentuk menaikkan kualitas hasil panen.

Pembentukan akar
Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
Pembungaan dan Pembuahan
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
Mendorong partenokarpi
Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
Mematahkan dominanis pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.

Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui (Anonim, 2008):
- Mengiduksi sekresi ion H + keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K + diambil dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
- Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein mungkin melalui trasnkripsi molekul RNA. 
-    Memacu terjadinya dominansi apikal.
-    Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.

Hormon tumbuhan (both 1 and 3)
Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.


Hormon tumbuhan adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhanperkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Phototropin (all of these)
Phototropin adalah protein fotoreseptor (khususnya, flavoproteins) yang memediasi respon fototropisme pada tumbuhan tingkat tinggi. Seiring dengan kriptokrom dan phytochromes mereka memungkinkan tanaman untuk merespon dan mengubah pertumbuhan mereka dalam menanggapi lingkungan cahaya. 
Phototropins yang autophosphorylating protein kinase yang mengaktifkan sebagai respon terhadap cahaya biru. Ketika cahaya biru mengenai phototropin protein dalam membran sel, protein phototropin akan terungkap dan menjalani fosforilasi yang dapat menyebabkan kaskade kejadian dalam sel.
Phototropins adalah bagian dari sistem sensorik phototropic pada tanaman yang menyebabkan berbagai respon lingkungan tanaman.Phototropins khusus akanmenyebabkan batang menekuk menuju cahaya, dan stomata untuk membuka. Juga phototropins yang penting dalam gerakan kloroplas dalam sel.
Mereka juga memediasiperubahan pertama dalam pemanjangan batang dalam cahaya biru (sebelum kriptokrommenjadi aktif) dan phototropin 1 juga diperlukan untuk destabilisasi transkrip biru mudadimediasi mRNA tertentu dalam sel.
Giberelin
Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsang dari melalui regulasi fisiologis berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA.
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, batang perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon.
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi "bakanae". Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). oleh Kurosawa Yabuta disebut isolat giberelin.
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel..
2. Meningkatkan pembungaan.
3.  Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah
4. Berperan pada pemanjangan sel.
Peran giberelin pada pemanjangan sel melalui :
A. Peningkatan kadar auxin :
- Giberelin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar auxin meningkat.
- Giberelin merangsang pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak Auxin.
B. Giberelin merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi masuk ke sel sehingga sel memanjang.
5. Berperan pada proses partenokarpi, pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi. 

Hormon ABA (Asam absisat)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9.   Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks.  Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi.   Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA).   Peneliti tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun 1967 pada tanaman kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964 pada tanaman lupin (Wattimena 1992).
Menurut Salisbury dan Ross (1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di dalam tanaman  disebut juga hormon tanaman.  Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA.  Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air,  tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas.  ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
 ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat (Salisbury dan Ross 1995).  
Reaksi awal sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti gibberelin sterol dan karotenoid.   Menurut Crellman (1989) biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara  tak langsung melalui peruraian karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid.  ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan gibberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh. 
Asam absisat berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansi biji.  Dalam keadaan dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan dan aktivitas fisiologis berhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki. Hal ini terutama sangat dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwimusim yang bijinya memerlukan cadangan makanan dimusim dingin ataupun musim panas panjang.
Tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan.
ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi cekaman lingkungan, seperti kekeringan. Hormon ini merangsang penutupan stomata pada epidermis daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan turgor sel. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar.  Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. 
Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin.. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh. 
Biosintesis ABA dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan karotenoid, suatu pigmen yang dihasilkan oleh kloroplas. Ada dua jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur metileritritol fosfat (MEP). Secara tidak langsung, ABA dihasilkan dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadixanthonin yang akan dikonversi menjadi ABA. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung dari molekul isoprenoid C15, yaitu farnesil difosfat.
Ethylene
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan  merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
Zat pengatur tumbuh ini adalah satu-satunya yang hanya terdiri dari satu substansi saja, yaitu etena, dan berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien). Peran senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah telah diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktek tanpa mengetahui penyebabnya. Pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah untuk mempercepat pemasakan buahPengarbitan adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau gas karbid); yang di udara sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.

Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah pergerakan pertumbuhan sel tanaman yang dirangsang oleh sentuhan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "thigma" yang berarti "sentuhan". Contoh dari tigmotropisme adalah pertumbuhan tanaman sulur seperti anggur dan tanaman yang pertumbuhannya merambat dan memiliki sulur yang membelit bagian penopangnya. Sulur tanaman akan tumbuh lurus hingga menyentuh sesuatu. Adanya kontak sulur tersebut merangsang sulur untuk tumbuh melilit karena terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan karena sel-sel yang terkena sentuhan akan memproduksi auksin dan pertumbuhannya menjadi lebih cepat hingga membengkok dan melilit sumber sentuhan.
Contoh lainnya adalah sentuhan angin kencang pada tebing bukit membuat pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk apabila dibandingakan dengan pohon yang sama pada daerah yang terlindungi dari angin kencang. Respon perkembangan tumbuhan terhadap gangguan mekanis ini biasa disebut tigmomorfogenesis dan umumnya disebabkan peningkatan produksi etilen. Gas etilen ini merupakan hormon yang dibentuk sebagai respons terhadap rangsangan sentuhan yang hebat.
Brassinosteroids (BRS)
Brassinosteroids (BRS) adalah kelas polyhydroxysteroids yang telah diakui sebagai kelas keenam hormon tanaman. Ini pertama kali dieksplorasi hampir empat puluh tahun lalu ketika Mitchell et al. dilaporkan promosi di pemanjangan batang dan pembelahan sel oleh perlakuan ekstrak organik dari rapeseed (Brassica napus) serbuk sari. Brassinolide adalah brassinosteroid diisolasi pertama pada tahun 1979 ketika ditunjukkan bahwa serbuk sari dari Brassica napus bisa mempromosikan pemanjangan batang dan pembelahan sel, dan molekul biologis aktif diisolasi.
Hasil dari brassinosteroids dari 230 kg serbuk sari Brassica napus hanya 10 mg. Sejak penemuan mereka, lebih dari 70 BR senyawa telah diisolasi dari tanaman.
BR adalah biosynthesised dari campesterol. Jalur biosintesis ini dijelaskan oleh peneliti Jepang dan kemudian terbukti benar melalui analisis mutan biosintesis BR di Arabidopsis thaliana, tomat, dan kacang polong. Situs untuk sintesis BR pada tanaman belum eksperimental menunjukkan. Salah satu hipotesis didukung dengan baik adalah bahwa semua jaringan menghasilkan BRS, karena BR biosintesis dan gen sinyal transduksi yang dinyatakan dalam berbagai organ tanaman, dan aktivitas jarak pendek dari hormon juga mendukung ini. Percobaan telah menunjukkan bahwa transportasi jarak jauh adalah mungkin dan aliran yang ada di arah acropetal, tetapi tidak diketahui apakah gerakan ini secara biologis relevan.
Brassinosteroids diakui pada membran sel, meskipun mereka membran-larut. BRS telah terbukti terlibat dalam berbagai proses pabrik: Promosi ekspansi sel dan pemanjangan sel; bekerja dengan auksin untuk melakukannya. Ini memiliki peran yang jelas dalam pembelahan sel dan regenerasi dinding sel. Promosi diferensiasi vaskular; BR transduksi sinyal telah dipelajari selama diferensiasi vascular.
Diperlukan untuk perpanjangan serbuk sari untuk pembentukan tabung polen.
Percepatan penuaan pada sel-sel mati jaringan berbudaya; penuaan tertunda di BR mutan mendukung bahwa tindakan ini mungkin relevan secara biologis.
Dapat memberikan perlindungan untuk tanaman selama stres dingin dan kekeringan.
Ekstrak dari tanaman Lychnis viscaria mengandung jumlah yang relatif tinggi Brassinosteroids. Lychnis viscaria dikatakan [oleh siapa?] Untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tanaman sekitarnya. Di Jerman, ekstrak dari tanaman diperbolehkan untuk digunakan sebagai "substansi memperkuat tanaman." 24-Epibrassinolide (EBL), sebuah brassinosteroid terisolasi dari Aegle marmelos Correa (Rutaceae), selanjutnya dievaluasi untuk antigenotoxicity terhadap maleat hydrazide (MH)-diinduksi genotoxicity dalam uji aberasi kromosom Allium cepat.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase penyimpangan kromosom yang diinduksi oleh maleat hydrazide (0,01%) menurun secara signifikan dengan pengobatan 24-epibrassinolide. BRS telah dilaporkan untuk melawan stres baik abiotik dan biotik pada tanaman. Penerapan brassinosteroids untuk mentimun ditunjukkan untuk meningkatkan metabolisme dan penghapusan pestisida, yang dapat bermanfaat untuk mengurangi konsumsi manusia residu pestisida dari non -organik tumbuh sayuran.

0 Response to "HORMON TUMBUHAN"

Posting Komentar

wdcfawqafwef