Alexa Rank

LAPORAN HIDROGEL



                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
Ketersediaan lahan yang semakin terbatas untuk bercocok tanam memaksa kita mencari alternatif lain untuk bisa menanam tanaman yang kita inginkan.
Salah satu ide yang muncul ialah model pertanaman dengan sistem hidroponik.
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Bicara soal hidroponik, tak bisa lepas dengan yang namanya media tanam. Betapa tidak, media tanam memegang peranan sangat penting untuk suksesnya bercocok tanam sistem hidroponik.Media tanam hidroponik sangat beragam, ada yang berupa media organik dan media anorganik. Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Tergantung dari kebutuhan dan selera pemakainya.
Media tanam untuk hidroponik biasanya menggunakan batu perlit atau vermiculit. Batu perlit merupakan batu dari letusan gunung berapi, bentuknya dibuat bulat-bulat, poros, dan ringan. Namun bila perlit dan vermikulit sukar didapat dan mahal harganya, banyak alternatif lainnya, seperti batu apung, pecahan batu bata atau genteng, pasir, arang kayu, arang sekam, pakis, sabut kelapa, ijuk, spon, peat moss (gambut),rock wool, zeolit. Juga kerikil sintesis Lecaton dan Blahton yang banyak dijual di nursery atau toko-toko tanaman hias. Prinsipnya, media tersebut harus bersifatporous (berongga) untuk sirkulasi udara, mudah menyerap air, tidak cepat lapuk, akar mudah menempel, dapat menyimpan zat hara, dan tidak mudah menjadi sumber penyakit.
Pada dasarnya sistem hidroponik adalah upaya memberikan bahan makanan dalam larutan mineral atau nutrisi yang diperlukan tanaman dengan cara disiram atau diteteskan. Pekerjaan menyiram atau mengairi media tanam inilah menjadi persoalan. Sistem pengairan hidroponik bila dilakukan secara manual akan sangat merepotkan, sementara bila dilakukan secara otomatis butuh energi dan bahan yang tidak sedikit; perlu pompa, listrik, selang, pengatur waktu, dsb. Hingga ditemukan solusi yang cukup unik yaitu dengan menggunakan media tanam yang dinamakan hidrogel. 

B.       TUJUAN
Praktikum ini bertujuan supaya praktikan dapat menanam tanaman hias dengan media hidrogel serta dapat menentukan harga tanaman hias dengan media hidrogel.
.


                                                                                                                                                       II.            DASAR TEORI


Menurut ensiklopedia Wikipedia, hidrogel adalah suatu jaringan rantai-rantai polimer yang mudah menyerap air, hidrogel adalah polimer penyerap super (superabsorbent), ia dapat mengandung air hingga 99%. Hidrogel adalah kristal-kristal pengisap air, mampu menyerap air 600 kali dari bobotnya. Kristal-kristal ini tampak seperti butiran-butiran kecil kwarsa sebelum jenuh dengan air, dan mirip cabikan jeli jernih bila air ditambahkan.
Bahan-bahan pembentuk hidrogel biasanya terdiri dari polyvinyl alcohol, natrium polyacrylate, polimer-polimer acrylate lainnya dan ko-polimer dengan kelompokhydrophilic (pengikat air) yang melimpah.
Pada awalnya hidrogel digunakan untuk sekali pakai dimana ia dapat "menangkap" urin, untuk handuk-handuk kesehatan, lensa-lensa kontak (hidrogel silikon, polyacrylamides), elektroda-elektroda medis (polyethylene oxide, polyAMPS dan polyvinylpyrrolidone). Juga digunakan untuk operasi payudara, pembalut luka bakar, wadah obat-obat ionis, dan butiran untuk mempertahankan kandungan air tanah di kawasan tandus. 
Hidrogel adalah penemuan terbaru yang menarik untuk mempermudah sistem pertanian hidroponik. Kristal-kristal polimer ini bisa dijadikan media tanam yang praktis karena sifatnya yang mampu menyerap air, sehingga pekebun akan dibebaskan dari rutinitas menyiram tanaman, selain itu dengan keanekaragaman warnanya bisa memperbaiki penampilan tanaman secara keseluruhan, karena bisa disesuaikan dengan selera dan diselaraskan dengan warna tanaman. Hal ini dapat menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang ditempatkan di ruang tamu atau di ruang kantor.
Kelebihan hidrogel, selain tampilannya indah berwarna-warni, juga praktis, dapat disiram  sebulan sekali, terhindar dari hama tanah, cocok untuk tanaman di dalam ruangan seperti ruang tamu atau meja kerja.
Lama perendaman hidrogel akan menentukan kejelasan warna hidrogel. Hidrogel yang direndam lebih lama atau ditambah air akan menyebabkan warna lebih muda. Hidrogel tidak direndam lebih dari 8 jam akan mereduksi warna & unsur hara. Hidrogel bisa juga direndam sambil menambahkan sedikit pupuk tambahan yang tidak merusak warna, sesuai dosis agar unsur hara bertahan lebih lama. Hidrogel yang dijual sudah mengandung pupuk, dan bisa bertahan efektif 2 bulan. Penambahan pupuk berlaku, hanya jika diperlukan, dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan, serta tidak menyebabkan kerusakan warna dan hidrogel (Anonim, 2010).
Hidrogel yang sudah digunakan sebagai media perlu dilakukan perawatan. Hidrogel yang menyusut dapat disemprot dengan air menggunakan handsprayer. Penyemprotan air dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan genangan pada gelas yang akan mengakibatkan kebusukan pada akar. Selain dengan penyemprotan, hidrogel dapat dipisahkan dari tanaman, lalu direndam dalam air hangat sekitar 30 menit, hingga mengembang, sedangkan tanaman direndam pada air bersih di tempat terpisah. Bila hidrogel terdiri dari campuran lebih dari satu warna, dipisahkan ke dalam wadah rendaman yang berbeda (Anonim, 2010).
Jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam dalam hidrogel antara lain: Aglaonema sp, Anthurium sp (berbagai jenis kuping gajah), Diffenbachia sp, Philodendron sp, Dracaena sp (bambu china, bambu jepang), Scidapsus sp (sirih belanda), Syngonium sp, Spathiphyllum sp, Cyperus sp (rumput payung), Cordyline sp (berbagai jenis hanjuang), Monsteradeciliosa (Philodendron berdaun belah), rumput hias (berwarna hijau dengan garis putih di sisi daun dan ber-umbi), bambu rejeki, sansiviera, sirih hias, sri rejeki, serta tanaman sayuran seperti caisim, selada dan kangkung (Anonim, 2010).
Selain sebagai media tanam bagi tanaman hias, hidrogel juga cocok untuk perkebunan dan hutan tanaman industri. Hidrogel digunakan sebagai campuran untuk menyempurnakan tanah. Jeli dari hidrogel lazim pula digunakan untuk budidaya jamur shiitake. Selain itu gel ini berguna bagi pertanian di kota-kota besar yang lahannya sempit serta kualitas tanahnya jelek. Sedikit tanah, diberi campuran hidrogel dan pupuk, bisa menjadi media yang baik untuk berkebun.

                                                                                                                                    III.            BAHAN DAN METODE



B.       BAHAN DAN ALAT
Bahan :
a.    Hidrogel aneka bentuk dan warna
b.    Air
c.    Pupuk
d.   Tanaman
e.    Fungisida Dithane M-45
Alat     :
a.     Ember plastik
b.    Saringan
c.     Panci
d.    Kompor
e.     Gelas
f.     Plastik
g.    Solasi
h.    Gunting
i.      Kertas label
j.      Sendok

C.      METODE
Pengamatan dilakukan secara visual tanpa data-data kuantitatif.


D.      CARA KERJA
a.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b.    Rebus air sampai matang untuk merendam hidrogel
c.    Sembari menunggu air matang praktikan mencari tanaman yang akan ditanam pada media hidrogel
d.   Cabut tanaman dari tanah secara perlahan agar akar tidak terlalu mengalami banyak kerusakan
e.    Cuci tanaman tersebut sampai seluruh bagianya bersih, bila akar terlalu panjang bisa dilakukan pemotongan
f.     Tanaman harus benar-benar bersih dari tanah karena tanah dapat merusak hidrogel dan membuat hidrogel ditumbuhi lumut
g.    Rendam tanaman menggunakan larutan Dithane M-45 selama ± 15 menit
h.    Tuangkan air yang sudah matang ke dalam wadah yang telah disiapkan
i.      Campur dengan air dingin sampai suhunya sedang (tidak terlalu panas dan terlalu dingin)
j.      Masukkan hidrogel kering ke dalam wadah yang sudah terisi air, lalu aduk sekitar 10 detik (agar warnanya menyebar).
k.    Diamkan hidrogel selama 4 jam (Namun karena keterbatasan waktu perendaman tidak sampai 4 jam)
l.      Sebaiknya perendaman dalam kondisi tertutup agar tidak tercampur debu/kotoran.
m.  Lakukan pemupukan dengan cara merendam hidrogel tadi dengan larutan pupuk NPK
n.    Setelah itu, tiriskan hidrogel. Bilas 1 kali dengan air biasa, lalu tiriskan kembali selama 30 menit.
o.    Siapkan gelas hias dan alat lainnya
p.    Masukan gel sedikit demi sedikit sampai ¼ bagian lalu tanaman dimasukan. Setelah itu masukan sisa hidrogel sampai semua akar tertutup.
q.    Gelas ditutup rapat menggunakan plastik lalu diberi label dan diletakan ditempat yang telah ditentukan.
r.     Lakukan penyiraman apabila hidrogel telah menyusut.

                                                                                                                            IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN


Hidrogel yang digunakan pada praktikum kali ini ada dua macam, yaitu hidrogel bulat dan hidrogel yang berbentuk kristal, dengan berbagai macam warna. Hal ini untuk memperindah tampilan nantinnya.
Hidrogel yang digunakan  masih dalam bentuk serbuk. Untuk membuat hidrogel yang siap digunakan, hidrogel harus direndam terlebih dahulu dalam air matang. Air yang digunakan untuk merendam suhunya harus sedang (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin). Hidrogel direndam selama minimal 4 jam agar bentuknya mengembang secara sempurna dan bisa menyimpan air secara maksimal.
Tanaman yang digunakan pada praktikum kali ini diambil dari tanaman yang tumbuh di halaman kampus dan mengambil dari tanaman hias pot., tanaman hias daun keladi, sejenis tanaman rumput, serta sejenis tanaman cemara. Tanaman yang saya gunakan adalah Lili Paris. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1. Tanaman Lili Paris

Pada awal penyimpanan tanaman masih terlihat segar dan tidak menunjukan gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya. Akan tetapi setelah beberapa minggu kemudian tanaman mulai menampakan gejala-gejala defisiensiunsur hara, air dan cahaya. Tanaman mulai layu dan daunya mengalami klorosis.
Hal ini disebabkan karena perlakuan perendaman hidrogel yang kurang sempurna. Pada pembuatan media tanam berupa hidrogel seharusnya hidrogel direndam di dalam air selama 4 jam namun pada praktikum kali ini hanya merendam kurang dari 4 jam dikarenakan keterbatasan waktu. Hal ini meyebabkan hidrogel belum mengembang secara sempurna sehingga kemampuan menyimpan airnya tidak maksimal dan nantinya akan mudah kehilangan bobot airnya.
Pada pengamatan terakhir dapat dilihat bahwa sebagian besar hidrogel bentuknya sudah tidak seperti pada saat awal pemberiannya ke dalam gelas. Banyak hidrogel yang bentuknya sudah berubah seperti menyusut dari bentuk awalnya. Hidrogel terlalu cepat kehilangan bobotnya terutama bobot airnya akibat perendaman yang belum sempurna tadi. Hidrogel belum mengembang secara sempurna sehingga fungsinya sebagai penyimpan air kurang maksimal.

Gambar 2. Tanaman Lili Paris pada pengamatan terakhir

Perendaman hidrogel pada larutan pupuk juga kurang maksimal sehingga kandungan unsur hara yang terserap oleh hidrogel juga kurang maksimal. Unsur hara yang yang ada pada hidrogel kurang mencukupi kebutuhan tanaman sehingga tanaman menjadi menderita dan menunjukan gejala-gejala defisiensi unsur hara seperti klorosis.
Gambar 2. Daun tanaman Lili Paris mengalami klorosis

Faktor perawatan yang kurang baik juga menjadi penyebab kenapa tanaman menjadi layu dan klorosis. Seharusnya apabila hidrogel sudah terlihat menyusut maka segera dilakukan penyemprotan air menggunakan handsprayer.
Biasanya hidrogel mulai menyusut setelah sekitar 1 bulan setelah penanaman. Selain itu apabila tanaman menunjukan gejala defisiensi unsur hara maka perlu ditambahkan pupuk lagi. Namun pada praktikum kali ini hal tersebut tidak dilakukan sehingga tanaman tidak dapat normal kembali.
Faktor kekurangan cahaya juga mempengaruhi kelayuan tanaman pada praktikum kali ini. Seharusnya tanaman mendapatkan cahaya yang cukup untuk proses fisiologisnya. Cahaya yang diberikan kepada tanaman bisa berasal dari cahaya lampu atau cahaya matahari langsung. Pada praktikum kali ini tanaman diletakan di ruang laboratorium yang tidak memiliki akses cahaya matahari langsung yang bagus.
Seharusnya kekurangan cahaya matahari langsung ini diganti dengan pemberian cahaya lampu. Akan tetapi cahaya tersebut tidak diberikan secara kontinu dan dengan intensitas yang rendah kepada tanaman sehingga tanaman kekurangan cahaya. Tanaman yang kekurangan cahaya akan mengalamai gangguan metabolisme, sehingga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Tanaman mengalami kekurangan hal-hal yang penting untuk kelangsungan hidupnya seperti air, cahaya dan unsur hara. Ditambah lagi dengan perawatan yang kurang maksimal juga sehingga semakin memperburuk kondisi tanaman tersebut.

                                                                                                                                                        V.            KESIMPULAN


1.        Untuk mendapatkan hasil tanaman dalam media hidrogel yang baik perlu melakukan tahapan-tahapan kegiatan yang baik dan benar.
2.        Pada pengamatan terakhir tanaman mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya
3.        Penyebab tanaman mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya antara lain :
a.     Perlakuan yang kurang sempurna pada saat pembuatan hidrogel
b.    Perawatan yang kurang intens terhadap tanaman
c.     Tanaman kekurangan cahaya






0 Response to "LAPORAN HIDROGEL"

Posting Komentar

wdcfawqafwef