I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ketersediaan
lahan yang semakin terbatas untuk bercocok tanam memaksa kita mencari
alternatif lain untuk bisa menanam tanaman yang kita inginkan.
Salah satu ide yang muncul ialah model pertanaman dengan sistem hidroponik.
Salah satu ide yang muncul ialah model pertanaman dengan sistem hidroponik.
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani
yaitu hydro yang berarti air dan ponos
yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Bicara soal hidroponik, tak bisa lepas dengan
yang namanya media tanam. Betapa tidak, media tanam memegang peranan sangat
penting untuk suksesnya bercocok tanam sistem hidroponik.Media tanam hidroponik
sangat beragam, ada yang berupa media organik dan media anorganik.
Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Tergantung dari kebutuhan dan
selera pemakainya.
Media tanam untuk hidroponik biasanya menggunakan
batu perlit atau vermiculit. Batu perlit merupakan batu dari letusan gunung
berapi, bentuknya dibuat bulat-bulat, poros, dan ringan. Namun bila perlit dan vermikulit sukar
didapat dan mahal harganya, banyak alternatif lainnya, seperti batu apung,
pecahan batu bata atau genteng, pasir, arang kayu, arang sekam, pakis, sabut
kelapa, ijuk, spon, peat moss (gambut),rock wool, zeolit.
Juga kerikil sintesis Lecaton dan Blahton yang banyak dijual di nursery atau
toko-toko tanaman hias. Prinsipnya, media tersebut harus bersifatporous (berongga)
untuk sirkulasi udara, mudah menyerap air, tidak cepat lapuk, akar mudah
menempel, dapat menyimpan zat hara, dan tidak mudah menjadi sumber penyakit.
Pada dasarnya sistem hidroponik adalah upaya
memberikan bahan makanan dalam larutan mineral atau nutrisi yang diperlukan
tanaman dengan cara disiram atau diteteskan. Pekerjaan menyiram atau mengairi
media tanam inilah menjadi persoalan. Sistem pengairan hidroponik bila
dilakukan secara manual akan sangat merepotkan, sementara bila dilakukan secara
otomatis butuh energi dan bahan yang tidak sedikit; perlu pompa, listrik,
selang, pengatur waktu, dsb. Hingga ditemukan solusi yang cukup unik yaitu
dengan menggunakan media tanam yang dinamakan hidrogel.
B. TUJUAN
Praktikum
ini bertujuan supaya praktikan dapat menanam tanaman hias dengan media hidrogel
serta dapat menentukan harga tanaman hias dengan media hidrogel.
.
II.
DASAR
TEORI
Menurut ensiklopedia Wikipedia, hidrogel adalah
suatu jaringan rantai-rantai polimer yang mudah menyerap air, hidrogel adalah
polimer penyerap super (superabsorbent), ia dapat mengandung air hingga
99%. Hidrogel adalah kristal-kristal pengisap air, mampu menyerap air 600 kali
dari bobotnya. Kristal-kristal ini tampak seperti butiran-butiran kecil kwarsa
sebelum jenuh dengan air, dan mirip cabikan jeli jernih bila air ditambahkan.
Bahan-bahan pembentuk hidrogel
biasanya terdiri dari polyvinyl
alcohol, natrium polyacrylate, polimer-polimer acrylate lainnya dan ko-polimer dengan kelompokhydrophilic (pengikat air) yang melimpah.
Pada awalnya hidrogel
digunakan untuk sekali pakai dimana ia dapat "menangkap" urin, untuk
handuk-handuk kesehatan, lensa-lensa kontak (hidrogel silikon, polyacrylamides),
elektroda-elektroda medis (polyethylene oxide, polyAMPS dan polyvinylpyrrolidone). Juga
digunakan untuk operasi payudara, pembalut luka bakar, wadah obat-obat ionis,
dan butiran untuk mempertahankan kandungan air tanah di kawasan tandus.
Hidrogel adalah penemuan
terbaru yang menarik untuk mempermudah sistem pertanian hidroponik.
Kristal-kristal polimer ini bisa dijadikan media tanam yang praktis karena
sifatnya yang mampu menyerap air, sehingga pekebun akan dibebaskan dari
rutinitas menyiram tanaman, selain itu dengan keanekaragaman warnanya bisa
memperbaiki penampilan tanaman secara keseluruhan, karena bisa disesuaikan
dengan selera dan diselaraskan dengan warna tanaman. Hal ini dapat menciptakan keindahan dan keasrian tanaman
hias yang ditempatkan di ruang tamu atau di ruang kantor.
Kelebihan hidrogel, selain
tampilannya indah berwarna-warni, juga praktis, dapat disiram sebulan sekali, terhindar dari hama tanah,
cocok untuk tanaman di dalam ruangan seperti ruang tamu atau meja kerja.
Lama perendaman hidrogel akan menentukan kejelasan warna hidrogel.
Hidrogel yang direndam lebih lama atau ditambah air akan menyebabkan warna
lebih muda. Hidrogel tidak direndam lebih dari 8 jam akan mereduksi warna &
unsur hara. Hidrogel bisa juga direndam sambil menambahkan sedikit pupuk
tambahan yang tidak merusak warna, sesuai dosis agar unsur hara bertahan lebih
lama. Hidrogel yang dijual sudah mengandung pupuk, dan bisa bertahan efektif 2
bulan. Penambahan pupuk berlaku, hanya jika diperlukan, dan sesuai dengan dosis
yang dianjurkan, serta tidak menyebabkan kerusakan warna dan hidrogel (Anonim,
2010).
Hidrogel yang sudah digunakan sebagai media perlu dilakukan
perawatan. Hidrogel yang menyusut dapat disemprot dengan air menggunakan handsprayer. Penyemprotan air dalam
jumlah yang banyak dapat menyebabkan genangan pada gelas yang akan
mengakibatkan kebusukan pada akar. Selain dengan penyemprotan, hidrogel dapat
dipisahkan dari tanaman, lalu direndam dalam air hangat sekitar 30 menit,
hingga mengembang, sedangkan tanaman direndam pada air bersih di tempat
terpisah. Bila hidrogel terdiri dari campuran lebih dari satu warna, dipisahkan
ke dalam wadah rendaman yang berbeda (Anonim, 2010).
Jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam dalam hidrogel antara lain: Aglaonema sp, Anthurium sp (berbagai jenis kuping gajah), Diffenbachia sp, Philodendron
sp, Dracaena sp (bambu china, bambu
jepang), Scidapsus sp (sirih
belanda), Syngonium sp, Spathiphyllum sp, Cyperus sp (rumput payung), Cordyline
sp (berbagai jenis hanjuang), Monsteradeciliosa
(Philodendron berdaun belah), rumput
hias (berwarna hijau dengan garis putih di sisi daun dan ber-umbi), bambu
rejeki, sansiviera, sirih hias, sri rejeki, serta tanaman sayuran seperti
caisim, selada dan kangkung (Anonim, 2010).
Selain sebagai media tanam
bagi tanaman hias, hidrogel juga cocok untuk perkebunan dan hutan tanaman
industri. Hidrogel digunakan sebagai campuran untuk menyempurnakan tanah. Jeli
dari hidrogel lazim pula digunakan untuk budidaya jamur shiitake. Selain itu
gel ini berguna bagi pertanian di kota-kota besar yang lahannya sempit serta kualitas tanahnya jelek. Sedikit tanah, diberi campuran
hidrogel dan pupuk, bisa menjadi media yang baik untuk berkebun.
III.
BAHAN
DAN METODE
B.
BAHAN
DAN ALAT
Bahan :
a. Hidrogel
aneka bentuk dan warna
b. Air
c. Pupuk
d. Tanaman
e. Fungisida
Dithane M-45
Alat :
a. Ember
plastik
b. Saringan
c. Panci
d. Kompor
e. Gelas
f. Plastik
g. Solasi
h. Gunting
i. Kertas
label
j. Sendok
C.
METODE
Pengamatan dilakukan secara visual tanpa
data-data kuantitatif.
D.
CARA
KERJA
a. Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Rebus
air sampai matang untuk merendam hidrogel
c. Sembari
menunggu air matang praktikan mencari tanaman yang akan ditanam pada media
hidrogel
d. Cabut
tanaman dari tanah secara perlahan agar akar tidak terlalu mengalami banyak
kerusakan
e. Cuci
tanaman tersebut sampai seluruh bagianya bersih, bila akar terlalu panjang bisa
dilakukan pemotongan
f. Tanaman
harus benar-benar bersih dari tanah karena tanah dapat merusak hidrogel dan
membuat hidrogel ditumbuhi lumut
g. Rendam
tanaman menggunakan larutan Dithane M-45 selama ± 15 menit
h. Tuangkan
air yang sudah matang ke dalam wadah yang telah disiapkan
i. Campur
dengan air dingin sampai suhunya sedang (tidak terlalu panas dan terlalu
dingin)
j.
Masukkan hidrogel kering ke dalam wadah yang sudah
terisi air, lalu aduk sekitar 10 detik (agar warnanya menyebar).
k.
Diamkan hidrogel selama 4 jam (Namun karena
keterbatasan waktu perendaman tidak sampai 4 jam)
l.
Sebaiknya perendaman dalam kondisi tertutup agar tidak
tercampur debu/kotoran.
m. Lakukan pemupukan dengan
cara merendam hidrogel tadi dengan larutan pupuk NPK
n.
Setelah itu, tiriskan hidrogel. Bilas 1 kali dengan air
biasa, lalu tiriskan kembali selama 30 menit.
o.
Siapkan gelas hias dan alat lainnya
p.
Masukan gel sedikit demi sedikit sampai ¼ bagian lalu
tanaman dimasukan. Setelah itu masukan sisa hidrogel sampai semua akar tertutup.
q.
Gelas ditutup rapat menggunakan plastik lalu diberi
label dan diletakan ditempat yang telah ditentukan.
r.
Lakukan penyiraman apabila hidrogel telah menyusut.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hidrogel yang digunakan pada
praktikum kali ini ada dua macam, yaitu hidrogel bulat dan hidrogel yang
berbentuk kristal, dengan berbagai macam warna. Hal ini untuk memperindah
tampilan nantinnya.
Hidrogel yang digunakan masih dalam bentuk serbuk. Untuk membuat
hidrogel yang siap digunakan, hidrogel harus direndam terlebih dahulu dalam air
matang. Air yang digunakan untuk merendam suhunya harus sedang (tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin). Hidrogel direndam selama minimal 4 jam agar
bentuknya mengembang secara sempurna dan bisa menyimpan air secara maksimal.
Tanaman yang digunakan pada
praktikum kali ini diambil dari tanaman yang tumbuh di halaman kampus dan mengambil dari tanaman
hias pot., tanaman hias daun keladi, sejenis tanaman rumput, serta sejenis
tanaman cemara. Tanaman yang saya gunakan adalah Lili Paris. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1. Tanaman Lili Paris
Pada
awal penyimpanan tanaman masih terlihat segar dan tidak menunjukan gejala
defisiensi unsur hara, air dan cahaya. Akan tetapi setelah beberapa minggu
kemudian tanaman mulai menampakan gejala-gejala defisiensiunsur hara, air dan
cahaya. Tanaman mulai layu dan daunya mengalami klorosis.
Hal
ini disebabkan karena perlakuan perendaman hidrogel yang kurang sempurna. Pada
pembuatan media tanam berupa hidrogel seharusnya hidrogel direndam di dalam air
selama 4 jam namun pada praktikum kali ini hanya merendam kurang dari 4 jam dikarenakan
keterbatasan waktu. Hal ini meyebabkan hidrogel belum mengembang secara
sempurna sehingga kemampuan menyimpan airnya tidak maksimal dan nantinya akan
mudah kehilangan bobot airnya.
Pada
pengamatan terakhir dapat dilihat bahwa sebagian besar hidrogel bentuknya sudah
tidak seperti pada saat awal pemberiannya ke dalam gelas. Banyak hidrogel yang
bentuknya sudah berubah seperti menyusut dari bentuk awalnya. Hidrogel terlalu
cepat kehilangan bobotnya terutama bobot airnya akibat perendaman yang belum
sempurna tadi. Hidrogel belum mengembang secara sempurna sehingga fungsinya
sebagai penyimpan air kurang maksimal.
Gambar
2. Tanaman Lili Paris pada pengamatan terakhir
Perendaman
hidrogel pada larutan pupuk juga kurang maksimal sehingga kandungan unsur hara yang
terserap oleh hidrogel juga kurang maksimal. Unsur hara yang yang ada pada hidrogel
kurang mencukupi kebutuhan tanaman sehingga tanaman menjadi menderita dan menunjukan
gejala-gejala defisiensi unsur hara seperti klorosis.
Gambar 2. Daun
tanaman Lili Paris mengalami klorosis
Faktor
perawatan yang kurang baik juga menjadi penyebab kenapa tanaman menjadi layu
dan klorosis. Seharusnya apabila hidrogel sudah terlihat menyusut maka segera
dilakukan penyemprotan air menggunakan handsprayer.
Biasanya
hidrogel mulai menyusut setelah sekitar 1 bulan setelah penanaman. Selain itu
apabila tanaman menunjukan gejala defisiensi unsur hara maka perlu ditambahkan
pupuk lagi. Namun pada praktikum kali ini hal tersebut tidak dilakukan sehingga
tanaman tidak dapat normal kembali.
Faktor
kekurangan cahaya juga mempengaruhi kelayuan tanaman pada praktikum kali ini.
Seharusnya tanaman mendapatkan cahaya yang cukup untuk proses fisiologisnya.
Cahaya yang diberikan kepada tanaman bisa berasal dari cahaya lampu atau cahaya
matahari langsung. Pada praktikum kali ini tanaman diletakan di ruang
laboratorium yang tidak memiliki akses cahaya matahari langsung yang bagus.
Seharusnya
kekurangan cahaya matahari langsung ini diganti dengan pemberian cahaya lampu.
Akan tetapi cahaya tersebut tidak diberikan secara kontinu dan dengan
intensitas yang rendah kepada tanaman sehingga tanaman kekurangan cahaya.
Tanaman yang kekurangan cahaya akan mengalamai gangguan metabolisme, sehingga
menyebabkan menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat
Kombinasi
dari faktor-faktor tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
Tanaman mengalami kekurangan hal-hal yang penting untuk kelangsungan hidupnya
seperti air, cahaya dan unsur hara. Ditambah lagi dengan perawatan yang kurang
maksimal juga sehingga semakin memperburuk kondisi tanaman tersebut.
V.
KESIMPULAN
1.
Untuk mendapatkan hasil
tanaman dalam media hidrogel yang baik perlu melakukan tahapan-tahapan kegiatan
yang baik dan benar.
2.
Pada pengamatan
terakhir tanaman mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya
3.
Penyebab tanaman
mengalami gejala defisiensi unsur hara, air dan cahaya antara lain :
a. Perlakuan
yang kurang sempurna pada saat pembuatan hidrogel
b. Perawatan
yang kurang intens terhadap tanaman
c.
Tanaman kekurangan
cahaya
0 Response to "LAPORAN HIDROGEL"
Posting Komentar