BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Benih merupakan
biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih memiliki
fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu
tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal.
Mutu benih mencakup tiga aspek yaitu
:
a.
Mutu genetik, yaitu aspek mutu benih
yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh
pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang dihasilkan, identitas benih
yang dimaksud tidak hanya ditentukan
oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman
b.
Mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih
yang ditunjukan oleh viabilitas benih meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan
vigor benih
c.
Mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang
ditunjukan oleh tingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran maupun
bobot, kontaminasi dari benih lain atau gulma, dan kadar air.
Pasal 13 ayat 2
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman tertulis bahwa
sertifikasi merupakan kegiatan untuk mempertahankan mutu benih dan kemurnian
varietas yang dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan mencakup pengawasan di
lapangan, pengujian di laboratorium dan pengawasan pemasangan label.
Pengujian di
laboratorium bertujuan untuk mendapatkan
keterangan tentang mutu suatu kelompok benih yang digunakan untuk keperluan
pertanaman, yang meliputi mutu genetik, fisiologi, dan fisik. Pengujian di
laboratorium terdiri atas pengujian rutin meliputi kadar air, uji kemurnian,
dan uji daya berkecambah ; pengujian khusus meliputi uji kesehatan benih dan
uji vigor.
Pengujian benih
di laboratorium sangat penting karena dapat meminimalisir berbagai kerugian
yang dapat ditimbulkan karena masalah benih yang kurang baik mutunya. Benih
sebagai komoditi perdagangan dan sebagai unsur yang baku mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan produksi.
2.
TUJUAN
Acara
praktikum ini bertujuan agar :
1.
Mahasiswa mengetahui cara melakukan uji
kemurnian dan dapat melakukan uji kemurnian
2.
Mahasiswa mengetahui komponen-komponen
dari uji kemurnian benih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uji
kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah suatu kelompok benih
yang didasarkan pada penentuan secara fisik komponen-komponen yang ada termasuk
persentase berat dari benih murni, biji tanaman/varietas lain, biji gulma, dan
kotoran benih.
Tujuan
utama dari uji kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan
berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari
kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai spesies benih dan
partikel-pertikel lain yang terdapat dalam suatu benih (Kartasapoetra, 1986).
Pengujian kemurnian benih adalah
pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen yaitu benih murni, benih
tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari
ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk
menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang
mewakili lot benih. Pada praktikum kali ini
contoh uji
dipisahkan menjadi 4 komponen sebagai berikut :
1. Komponen
benih murni, terdiri atas :
a. Biji
muda, biji belah, dan biji rusak
b. Pecahan
biji dengan ukuran > dari setengah ukuran asli
c. Biji-biji
yang terserang penyakit
d. Biji-biji
yang mulai berkecambah
2. Komponen
biji tanaman/varietas lain, meliputi biji tanaman pertanian yang tidak termasuk
varietas yang namanya tercantum dalam label.
3. Komponen
biji gulma, meliputi semua biji yang berasal dari tumbuhan yang dianggap
sebagai tumbuhan pengganggu/gulma.
4. Komponen
kotoran, benih meliputi bahan/benda semacam biji dan bahan-bahan lain yang
bukan biji, seperti :
a. Pecahan
biji dengan ukuran ≤ ukuran aslinya
b. Biji
tanpa kulit (pada Leguminosae)
c. Biji
terserang penyakit sehingga bentuknya berubah
d. Biji
rusak tanpa lembaga, glumes, endosperm
e. Tanah,
pasir, bagian-bagian tanaman selain biji, dan lain-lain.
Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang
dapat dilakukan, yaitu:
1.
Secara duplo,
adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
2.
Secara simplo,
adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.
Skema pengujian
analisis kemurnian benih
Dari skema tersebut dapat diketuhi
bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali, tetapi
jika secara duplo
maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 kali setengah berat contoh kerja.
Setelah dilakukan pengambilan contoh
kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal benih sebelum
dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian,
setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan penampakan
morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah
dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen
tersebut.
Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat
kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang
dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan ≤ 5% maka
analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga
komponen tersebut.
BAB III
MATERI DAN METODE
A.
WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum
dilaksanakan di laboratorium agro pada tanggal 06 Desember 2011.
B.
ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan adalah
benih padi. Alat yang dipakai adalah pinset, petridish, timbangan, hand counter.
C.
METODE
Alur kerja praktikum acara pertama adalah :
1.
Ambil contoh kerja benih dengan jalan
pengurangan menggunakan pembagi benih dan ditimbang sehingga diperoleh bobot
benih sebesar 75 gram.
2.
Siapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk uji
kemurnian.
3.
Hamparkan benih contoh kerja di atas
meja uji kemurnian sedikit demi sedikit dan periksa benih contoh kerja secara
teliti. Pisahkan komponen-komponen dari uji kemurnian benih.
4.
Timbang masing-masing komponen benih dan
hitung persentase beratnya terhadap berat contoh kerja.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Benih
tanaman lain (BTL) = 5,86 gr (p)
Benih
gulma (BG) = 0,05 gr (q)
Kotoran
benih (KB) = 3,52 gr (r)
Benih murni (BM) = 100 –
(p + q + r)
= 100 – (7,81 + 0,06 + 4,69)
= 100 – 12,56 %
= 87,44
%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini melakukan uji kemurnian benih dengan metode tradisional,
yaitu memilah-milah antara benih murni, benih lain dan kotoran benih
menggunakan tangan, jadi hanya mengandalkan indera perasa dan penglihatan saja.
Cara ini memiliki kelemahan karena kemampuan indera perasa dan penglihatan tiap
orang berbeda-beda.
Pada
umumnya uji kemurnian benih memisahkan benih menjadi tiga komponen yaitu (a)
benih murni, (b) benih lain dan (c) kotoran benih. Dengan mengambil contoh
kerja yang sudah ditimbang dan dipisahkan menjadi komponen penyusunnya (SNI
7628.3:201).
Saat
melakukan uji kemurnian benih yang dipisahkan adalah benih murni dan inert matter (bahan yang tercampur).
Bahan yang tercampur perlu dipilah sehingga menjadi dua, yaitu kotoran (other
material) dan biji lain (other seed). Biji lain yang tercampur perlu dipilah
apakah biji dari spesies lain atau dari spesies sama tetapi varietasnya lain
atau biji gulma. Hasil pemilahan dinyatakan dalam persen (Kuswanto, 1997).
Namun
pada praktikum kali ini benih dipisahkan menjadi empat komponen, yaitu (a)
benih murni, (b) benih varietas lain, (c) benih gulma dan (d) kotoran benih.
Sebenarnya benih gulma bisa dimasukkan ke dalam komponen benih lain, namun agar
lebih spesifik maka komponen benih gulma dipisahkan dari komponen benih lain.
Berdasarkan
hasil perhitungan kemurnian benih didapatkan persen benih murni sebesar 87,44 %. Angka ini menunjukan bahwa benih tersebut
memiliki kemurnian yang cukup baik. Namun masih terlalu banyak komponen lain yang
tidak diinginkan, seperti benih varietas lain sebesar 7,81 %, benih gulma sebesar 0,06 % dan
kotoran benih sebesar 4,69 %. Pada keadaan sebenarnya hal ini harus dihindari
karena mengurangi kualitas benih dan kemurnian benih. Biasanya komponen benih
murni yang diharapkan minimal 95 % dari berat contoh kerja.
BAB
VI
KESIMPULAN
1.
Dengan diadakannya praktikum ini
praktikan dapat mempelajari tata cara melakukan uji kemurnian benih dan dapat
melakukan uji kemurnian benih
2.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen-komponen
dari uji kemurnian benih didapatkan bahwa kemurnian benih padi yang praktikan
amati adalah sebesar 87,44 % atau memiliki tingkat kemurnian yang cukup baik.
Sedangkan komponen lainnya yaitu benih varietas lain sebesar 7,81 %, benih
gulma sebesar 0,06 % dan kotoran benih sebesar 4,69 %.
0 Response to "UJI KEMURNIAN BENIH"
Posting Komentar