Alexa Rank

UJI KADAR AIR BENIH


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Benih merupakan material yang bersifat higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat sedemikian rupa dalam benih, artinya terdapat di setiap bagian dalam benih. Kadar air benih karena keadaan yang higroskopis itu tergantung pada kelembaban relatif dan suhu udara lingkungan sekitarnya.
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko mempercepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk menentukan saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih. Pemanenan harus dilakukan pada tingkat kadar air tertentu pada masing-masing spesies atau varietas.
Umumnya pada tanaman serealia (padi-padian) dan kacang-kacangan (legume), pada saat mendekati masak kadar airnya konstan sekitar 20 %, tetapi sedikit naik turun seimbang dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Benih setelah dipanen atau dipetik dari pohon induknya perlu segera dikeringkan sampai kadar air tertentu yang aman, misalnya padi 11-12 %, jagung 11-12 %, kedelai 10-11 %, kacang hijau 11-12 % dan kacang tanah 10-11 %. Penurunan kadar air ini berhubungan dengan benih akan disimpan, beberapa hari, minggu, bulan atau tahun. Tinggi rendahnya kadar air dalam benih memegang peranan yang demikian penting dan berpengaruh besar terhadap mutu benih.
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar airnya, yang diukur berdasarkan berat basah atau berat kering benihnya. Bila kadar air benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum airnya dihilangkan.
Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air benih menurun perlahan – lahan hingga benih yang dipanen akhirnya mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban, karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya.
Dalam penyimpanan benih, makin tinggi kadar air benih maka makin tinggi laju pernafasan benih yang dapat berakibat :
1.    Berlangsungnya perkecambahan karena didukung oleh kelembaban lingkungan yang tinggi.
2.    Kelembaban lingkungan yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme perusak seperti jamur.
Kadar air benih dapat diukur dengan metode
1.    Metode dasar atau metode tungku (oven method)
Dalam metode ini kadar air benih diukur dengan cara contoh benih dikeringkan dalam oven listrik pada suhu 130 oC  selama 1 jam. Kadar air dihitung dengan rumus :
a.              Kadar air benih =
Ini disebut kadar air berdasarkan berat basah (wet weight basis), biasa dipakai pada industri (biji, daging, dan lain-lain)
b.              Kadar air benih =
Ini disebut kadar air berdasarkan berat kering (dry weight basis), biasa dipakai untuk penelitian ilmiah (scientific research).



B.  TUJUAN
          Tujuan praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat melakukan uji kadar air benih dengan metode tungku (oven method).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Yang dimaksud kadar air benih, adalah berat air yang "dikandung" dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih.Penetapan Penilaian Air adalah banyaknya konten air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya konten air tersebut & dinyatakan dalam% terhadap berat asal contoh benih.Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk mengatur kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak  mungkin (ISTA, 2006).
Dalam penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven, yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 - 133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air (Bonner, 1995).
Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja
yang diuapkan selama pengeringan. Namun, bagaimanapun juga senyawa yang  mudah menguap mungkin ikut menguap yang akan menyebabkan hasil pengukuran over estimation.
Sebagai contoh, pada beberapa benih, Abies sebagian resin ikut menguap ketika benih dibelah sehingga kadar air yang dihasilkannya lebih tinggi (Bonner, 1991 dalam Poulsen, 1994). Dengan demikian, kadar air yang ditentukan dengan metode oven mungkin saja tidak merepresentasikan kadar air benih yang sesungguhnya (Poulsen, 1994).
Namun, bagaimanapun juga metode pengeringan oven merupakan metode yang digunakan sebagai metode standar (Edwards, 1987; ISTA, 1999; ISTA 2006) bila dibandingkan dengan metode lainnya yang masih harus dikalibrasi.  Pemilihan metode pengukuran kadar air yang paling tepat adalah apabila cara tersebut mampu memberikan nilai kadar air tertinggi (Willan, 1985).
Penilaian air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada tingkat air tinggi berisiko cepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Penilaian air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih.
Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium dengan keadaan sekitarnya (Kuswanto, 1997).
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya (Satopo, L. 1985). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% – 8%.
Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. Air yang terdapat dalam benih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air bebas dan air yang terikat. Pada perhitungan kadar air benih, yang dihitung persentasenya hanyalah air bebas, karena air inilahyang dapat bergerak bebas di dalam benih dan mudah untuk diuapkan (Anonim, 2009).


BAB III
MATERI DAN METODE


A.  WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum dilakukan di laboratorium agro pada tanggal 29 November 2011.

B.  ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah benih kedelai. Alat yang dipakai dalam praktikum meliputi oven, eksikator, botol timbang dan timbangan digital.

C.  METODE
Pelaksanaan uji kadar air benih dengan metode tungku meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Timbang botol timbang yang sebelumnya telah dipanaskan (catat sebagai M1 gram).
2.    Timbang botol timbang + contoh benih (catat sebagai M2 gram).
3.    Botol timbang + contoh benih setelah dioven didinginkan dalam desikator selama 45 menit kemudian ditimbang (catat sebagai M3 gram)
4.    Hitung kadar air benih dengan rumus :
Kadar air =
5.    Lakukan dua kali pengujian untuk setiap kelompok






BAB IV
HASIL PENGAMATAN


No
Nama
M1
M2
M3
Kadar air benih (%)
1
Bayu
31,3 gr
36,29 gr
35,95 gr
= 6 %
2
Dila
30,3196 gr
35,3196 gr
35,0671 gr
= 5 %
3
Niko
31,12 gr
36,18 gr
35,83 gr
= 6,9 %
4
Andreas S.
31,96 gr
36,96 gr
35,67 gr
= 25 %
Tabel 1. Hasil pengamatan dan penghitungan kadar air benih kedelai 4 praktikan/ulangan.




Kadar air rata-rata = %



BAB V
PEMBAHASAN


Pada praktikum kali ini melakukan uji kadar air benih dengan menggunakan metode konvensional dengan pengovenan dengan suhu dan waktu tertentu. Pada praktikum kali ini pengovenan dilakukan selama 60 menit dengan suhu 130oC.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja yang digunakan adalah benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap udara, pada praktikum kali ini menggunakan botol timbang. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udara dari lingkungan. 
Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara luar dan untuk jenis tanaman yang tidak membutuhkan penghancuran, contoh benih tidak bisa lebih dari 2 menit berada di luar wadah.
Dari hasil pengamatan terhadap 4 ulangan dapat dilihat bahwa benih kedelai yang diujikan memiliki kadar air sebesar 6 %, 5 %, 6,9 % dan 25 %. Sehingga kadar air rata-ratanya sebesar 10,725 %. Hal ini menunjukan bahwa benih kedelai tersebut memiliki kualitas yang baik. Benih kedelai yang baik memiliki kadar air sekitar 10-11 %.

BAB VI
KESIMPULAN


1.        Uji kadar air adalah pengujian banyaknya konten air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya konten air tersebut & dinyatakan dalam (%) terhadap berat asal contoh benih.
2.        Praktikan dapat melakukan uji kadar air dengan menggunakan metode pengovenan dengan menggunakan suhu 130oC selama 60 menit.
3.        Benih kedelai yang dipakai pada praktikum kali ini merupakan benih dengan kadar air yang baik karena kadar airnya sekitar 10-11%.

1 Response to "UJI KADAR AIR BENIH"

wdcfawqafwef