BAB
I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unsur hara esensial untuk tanaman dibedakan menjadi
elemen makro dan mikro. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang banyak,
sedang mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil. Elemen makro
lebih dibutuhkan untuk komponen struktural, sedang elemen mikro lebih mengarah
untuk komponen fungsional.
Sebagai contoh makronutrien N dalam jaringan dapat
mencapai 1000 kali lipat lebih besar daripada Zn. Makronutrien tersebut : C, H,
O, N, S, P, K, Ca, Mg, ( Na Si ) sedang mikronutrien : Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B,
Cl. Namun ada kalanya keberadaan mikronutrien hampir menyamai makronutrien
dalam jaringan misal Fe atau Mn di dalam jaringan sangat tinggi hampir menyamai
S atau Mg, bahkan pada kondisi tertentu dijumpai konsentrasi yang tinggi terhadap
elemen-elemen non essensiil yang di antaranya bersifat toksik (Al, Ni, Se, F).
Pada makalah ini akan dibahas tentang pengaruh salah
satu unsur mikronutrien yaitu kobalt (Co) terhadap tanaman, baik pengaruh
negatif maupun pengaruh positifnya. Keberadaanya
yang sangat sedikit di alam bukan berarti tidak dibutuhkan oleh tanaman. Justru
unsur kobalt ini sangat dibutuhkan bagi tanaman asalkan dalam jumlah yang
tepat.
BAB
II : DASAR TEORI
Kobalt (Co) adalah sejenis
unsur jejak dan logam berat yang ditemukan di dalam tanah (Hansen et al, 2001;
Guevara dkk, 2002) yang dapat dimasukkan ke dalam situs aktif dan membuat enzim
urease tidak aktif (Yamaguchi dkk , 1999.).
Konsentrasi Co mungkin
lebih tinggi dalam serpentin, asam, tanah berkapur, atau gambut, dan bisa masuk
tanah karena pencemaran logam kilang dan knalpot kendaraan dan pesawat
(Freedman dan Hutchinson, 1981).
Logam memainkan peran integral dalam proses kehidupan
mikroorganisme. Beberapa logam seperti kobalt, besi, kalium, magnesium,
natrium, seng, dll perannya sangat penting sebagai mikronutrien dan digunakan
untuk proses redoks, untuk menstabilkan molekul melalui interaksi
elektrostatik, sebagai komponen berbagai enzim dan untuk pengaturan tekanan
osmotik.
BAB
III : PEMBAHASAN
Keberadaan kobalt di dalam tanah bisa sangat
mempengaruhi tanaman tertentu, terutama tanaman kacangan. Kobalt sangat penting untuk tanaman kacangan seperti yang
diperlukan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri di nodul akar (Witte et al.,
2002), dan bahkan memiliki efek menguntungkan pada beberapa non-polongan
tanaman seperti kentang dan kedelai (Locke et al, 2000.).
Sebagai contoh, kobalt mendorong pertumbuhan bibit dan
meredakan jaringan penuaan usia karena menghambat aktivitas ACC oksidase dan
mengurangi produksi ETH (Lau dan Yang, 1976). Kobalt juga dapat memberikan efek
perlindungan pada daun bibit kentang selama stres
osmotik.
Stres osmotik terjadi ketika konsentrasi molekul
dalam larutan di luar sel adalah berbeda dari yang di dalam sel. Ketika ini
terjadi, air mengalir baik ke dalam atau keluar dari sel melalui osmosis,
sehingga mengubah lingkungan intraseluler. Hyperosmotic stres menyebabkan air
berdifusi keluar dari sel, mengakibatkan penyusutan sel, yang dapat menyebabkan
DNA dan kerusakan protein, penangkapan siklus sel, dan akhirnya kematian sel.
Kobalt dapat menghambat produksi ETH di daun bibit
kentang selama tekanan osmotik dan terlibat dalam fisiologi tanaman stres dalam
banyak aspek.
Selain menguntungkan
ternyata kobalt bisa merugikan apabila jumlahnya berlebih. Kelebihan
kobalt menyebabkan pengurangan hasil dan penghambatan dalam berasimilasi
produksi di daun, dan bahkan menghambat ekspor photoassimilates ke akar dan
tenggelam lainnya (Rauser dan Samarakoon, 1980). Kobalt yang berlebih juga
menyebabkan tekanan oksidatif (Tewari et al., 2002) dan dapat mengakibatkan
phytotoxity untuk tanaman (Chatterjee dan Chatterjee, 2003).
Kobalt juga memiliki efek
fisiologis yang berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti
mengurangi aktivitas urease (Yamaguchi et al, 1999; Witte et al, 2002) dan menghambat
transportasi asimilasi apabila dalam konsentrasi berlebih ( Rauser dan
Samarakoon, 1980).
Unsur kobalt bisa diberikan lewat aplikasi pupuk
organik dan pupuk majemuk meskipun hanya dalam jumlah relatif kecil.
BAB
IV : KESIMPULAN
Kobalt memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman baik pengaruh positif maupun negatif. Kita bisa
mendapatkan manfaat positifnya apabila jumlah kobalt yang tersedia sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Apabila kekurangan ataupun kelebihan kobalt maka
justru akan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Bagaimana mekanisme pengaruh cobalt yg merupakan gol radioaktif terhadap pertumbuhan tanaman?
BalasHapus