Alexa Rank

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP MUTU BENIH


PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH
TERHADAP MUTU BENIH



BAB I : PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan usahatani. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Sering petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik biaya maupun waktunya akibat penggunaan benih yang jelek mutunya.
Walaupun pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara bercocok tanam, tetapi tidak boleh diabaikan pentingnya pemilihan kualitas benih yang akan dipergunakan. Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi risiko kegagalan usahatani karena bebas dari serangan hama dan penyakit serta mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan.
Dalam budidaya tanaman sering kali ditemui keadaan dimana kebutuhan benih dengan ketersediaan benih tidak selalu sama. Sering kali ketersediaan benih lebih besar daripada kebutuhan benih di lapangan karena setelah dipanen, benih biasanya tidak langsung ditanam melainkan harus menungggu saat tanam selama beberapa waktu. Selain itu benih seringkali harus diangkut dari suatu tempat ke tempat lain dengan menempuh jarak yang cukup jauh oleh karena itu perlu dilakukan penyimpanan benih agar benih yang belum digunakan sekarang bisa digunakan pada saat dibutuhkan nantinya.
Penyimpanan benih menjadi sesuatu yang penting. Darjadi dan Harjono (1966) menyatakan bahwa pada dasarnya kegiatan penyimpanan benih itu bertujuan untuk:
1.        Menjaga dan melindungi benih agar tetap dalam keadaan baik selama disimpan, yaitu selama waktu dikumpulkan sampai ditanam di persemaian atau lapang.
2.        Melindungi benih dari kerusakan oleh burung, serangga dan binatang lain.
3.        Untuk mencukupi persediaan benih yang dibutuhkan selama waktu tidak musim buah, maupun panen yang tidak mencukupi kebutuhan
Penyimpana benih yang sesuai dengan karakteristik benih akan menigkatkan daya simpan benih dan mempertahankan mutu benih tersebut. Salah satu yang mempengaruhi mutu benih adalah lama penyimpanan benih.



BAB II : DASAR TEORI


Benih adalah beginning of life atau awal kehidupan dari suatu budidaya tanaman. Artinya bahwa dengan benih, maka suatu tanaman dapat meneruskan kehidupan dan menurunkan    sifat – sifat yang dimilikinya. Didalam benih terdapat kandungan materi genetik dan kandungan kimiawi yang merupakan komponen kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut ( Kamil 1986 ). Benih sinonimus dengan “biji” atau “tampang” yang dalam bahasa Inggris dipakai istilah “seed” atau “grain”. Benih atau biji mempunyai arti dan pengertian yang bermacam-macam, tergantung dari bidang dan dari segi mana peninjauannya.
Benih menurut Undang – undang RI No.12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman BAB I ketentuan umum Pasal 1 (a) 4 mengatakan : “ Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak/atau mengembangbiakkan tanaman”. Benih tanaman yaitu biji, bibit, stek, entres dan planlet.
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin kareana musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba. Oleh karena itu perlu dilakukan penyimpanan benih agar benih yang belum digunakan sekarang bisa digunakan pada saat dibutuhkan nantinya.
Kenapa benih perlu disimpan :
1.    Musim buah dan tanam tidak sama
2.    Mempertahankan sumber genetik
3.    Sebagai penyangga antara produksi dan permintaan
Pertimbangan penyimpanan benih
1.    Banyak jenis yang buahnya masak pada permulaan atau pertengahan musim kemarau
2.    Beberapa jenis musim buahnya tidak terjadi sepanjang tahun
3.    Benih harus mengalami transportasi ke tempat tujuan penanaman dan memakan waktu lama dalam perjalanan
4.    Produksinya kurang mencukupi untuk penanaman areal yang luas
Strubsgaard (1992) dalam Siregar (2000) mengemukakan bahwa periode penyimpanan terdiri dari penyimpanan jangka panjang, penyimpanan jangka menengah dan penyimpanan jangka pendek. Penyimpanan jangka panjang memiliki kisaran waktu puluhan tahun, sedangkan penyimpanan jangka menengah memilki kisaran waktu beberapa tahun, dan penyimpanan jangka pendek memiliki kisaran waktu kurang dari setahun. Tidak ada kisaran pasti dalam periode penyimpanan, hal ini disebabkan karena periode penyimpanan sangat tergantung dari jenis tanaman dan tipe benih itu sendiri.


BAB III : PEMBAHASAN


Umur simpan benih sangat dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi lingkungan, dan perlakuan manusia. Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung pada kondisi benih dan lingkungannya sendiri. Beberapa tipe benih tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama atau sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya benih ortodoks mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar di tanah (Schmidt 2000). Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin menurun.
Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo 1991). Tingkat vigor awal tidak dapat dipertahankan karena menurut Delouche, benih akan mengalami proses kemunduran secara kronologis. Sifat kemunduran ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat balik atau diperbaiki secara sempurna. Laju kemunduran mutu benih dapat diperkecil dengan melakukan penanganan dan pengolahan, penyimpanan, serta pendistribusian benih secara baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan.
Menurut Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan. Benih adalah bersifat higroskopis, sehingga benih akan mengalami kemunduran tergantung dari tingginya faktor-faktor kelembaban relatif udara dan suhu lingkungan dimana benih disimpan (Purwanti, 2004).
Penyimpanan benih yang kurang baik akan menyebabkan benih mengalami kemunduran fisiologis. Kemunduran benih ini tidak dapat dicegah tetapi dapat ditekan lajunya dengan mengendalikan faktor yang berpengaruh selama penyimpan seperti suhu, kadar air benih dan kelembaban. Salah satu cara untuk mempertahankan daya simpan benih adalah dengan penetapan kadar air yang tepat saat benih disimpan sehingga benih dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa menurunkan viabilitas benih (Justice dan Bass, 1994).
Perlakuan terhadap benih sebelum dan selama penyimpanan benih sangat mempengaruhi daya simpan benih. Apabila benih diperlakukan dengan baik sesuai karakteristik dan kebutuhan benih tersebut untuk dapat bertahan lebih lama, maka benih tersebut akan memiliki daya simpan yang lebih lama. Meskipun begitu setiap benih memiliki batas waktu penyimpanan. Apabila benih disimpan melebihi batas waktu yang simpannya maka mutunya akan menurun secara drastis.  Lamanya batas waktu simpan benih biasanya diketahui melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Dari hasil penelitian tersebut diketahui berapa lama benih dapat disimpan dengan perlakuan optimum yang mendukung daya simpan benih tersebut.




BAB IV : KESIMPULAN



Lama penyimpanan benih berpengaruh terhadap mutu benih saat digunakan. Secara umum semakin lama benih disimpan maka kualitas benih tersebut akan menurun. Namun faktor lama penyimpanan benih juga berkaitan erat dengan faktor lainya seperti faktor genetis, faktor lingkungan, cara penyimpanan, dll.

0 Response to "PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP MUTU BENIH"

Posting Komentar

wdcfawqafwef